11 Fakta Penembakan Jamaah Salat Jumat di Masjid New Zealand, Kronologi, Pelaku hingga Jumlah Korban
Jumat, 15 Maret 2019 16:47
penembakan-terjadi-di-dua-masjid-kota-christchurch-selandia-baru-pada-jumat-1532019.jpg
Penembakan terjadi di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) - twitter
Media diminta untuk berkumpul di Royal Society, Turnbull Street, Thorndon, Wellington.
Tulis akun Twitter @nzpolice.
7. Ratusan Jamaah di Masjid
Polisi belum mengumumkan secara resmi jumlah korban jiwa.
Namun, laporan yang dirilis NZ Herald, setidaknya 30 orang meninggal dunia karena serangan ini.
Meski demikian, seorang saksi mata, Mohan Ibrahim, kepada NZ Herald mengatakan setidaknya ada 200 orang jamaah Salat Jumat di masjid Al Noor, ketika peristiwa itu terjadi.
Ibrahim mengaku, dia berhasil lolos dari serangan dengan cara kabur lewat jendela masjid.
8. Disiarkan Live
Pelaku, secara barbar menyiarkan serangan berdarah ini lewat livestreaming di sebuah akun Facebook.
Dalam video terlihat jelas, pelaku membantai jamaah masjid memakai senapan mesin.
Pelaku sempat kehabisan amunisi, tapi dengan tenang mengisi amunisi, dan kembali menembaki jamaah masjid.
Diperkirakan, penembakan terjadi selama lebih enam menit.
Saksi mata juga melihat, pelaku sempat kembali ke mobil untuk mengambil amunisi, lalu masuk lagi ke masjid untuk kembali melakukan penembakan.
Kepolisian Christchurch mengatakan, pihaknya tengah berupaya dengan segala cara, untuk menghapus semua video yang terlanjur beredar di media sosial itu.
9. Satu pelaku wanita
Polisi belum merilis siapa pelaku penyerangan barbar itu.
Tapi, dilansir New Zealand Herald, juru bicara Kepolisian Christchurch, Mike Bush, mengatakan, pihaknya telah menangkap empat orang terkait serangan ini.
Mereka dikabarkan terdiri dari 3 pria dan satu wanita.
Di Twitter, beredar video seorang netizen yang merekam peristiwa polisi menangkap pelaku.
Polisi harus menabrakkan mobil patroli ke mobil pelaku, demi menghentikan pelaku.
Dalam video juga terlihat polisi mengamankan pelaku dengan memaksanya tiarap di jalanan.
10. Pelaku Pakai Seragam
Seorang saksi mata yang tinggal di sekitar lokasi penembakan, Robert Weatherhead, kepada NZ Herald mengaku melihat pelaku.
Menurut Robert, pelaku merupakan orang kulit putih berambut blonde (pirang).
Dia menaksir pelaku berusia 30 hingga 40 tahun.
Pelaku memakai seragam, tapi Weatherhead sulit menjelaskan rupa seragam tersebut.
Weatherhead juga mengatakan, pelaku menempelkan banyak magazin (kotak amunisi) ke kakinya.
11. Organisasi Sayap Kanan
Sebuah laporan menyebut pelaku berasal dari kelompok radikal sayap kanan Selandia baru.
Salah satu pelaku disebut merupakan warga Australia.
Kelompok sayap kanan ini mengusung propaganda anti-Islam dan anti-imigran.
Polisi menyebut, serangan ini sepertinya direncanakan dengan matang.
"Jelas bahwa ini adalah sebuah serangan terorisme,"
"Dari apa yang kami tahu, serangan ini disiapkan secara terencana,"
"Polisi menemukan dua alat peledak yang dipasang di kendaraan pelaku, dan polisi sudah menjinakkannya," ujar Perdana Meneri Selandia Baru, Jacinda Ardern. (*) Kronologi, Pelaku hingga Jumlah Korban
Jumat, 15 Maret 2019 16:47
penembakan-terjadi-di-dua-masjid-kota-christchurch-selandia-baru-pada-jumat-1532019.jpg
Penembakan terjadi di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) - twitter
Media diminta untuk berkumpul di Royal Society, Turnbull Street, Thorndon, Wellington.
Tulis akun Twitter @nzpolice.
7. Ratusan Jamaah di Masjid
Polisi belum mengumumkan secara resmi jumlah korban jiwa.
Namun, laporan yang dirilis NZ Herald, setidaknya 30 orang meninggal dunia karena serangan ini.
Meski demikian, seorang saksi mata, Mohan Ibrahim, kepada NZ Herald mengatakan setidaknya ada 200 orang jamaah Salat Jumat di masjid Al Noor, ketika peristiwa itu terjadi.
Ibrahim mengaku, dia berhasil lolos dari serangan dengan cara kabur lewat jendela masjid.
8. Disiarkan Live
Pelaku, secara barbar menyiarkan serangan berdarah ini lewat livestreaming di sebuah akun Facebook.
Dalam video terlihat jelas, pelaku membantai jamaah masjid memakai senapan mesin.
Pelaku sempat kehabisan amunisi, tapi dengan tenang mengisi amunisi, dan kembali menembaki jamaah masjid.
Diperkirakan, penembakan terjadi selama lebih enam menit.
Saksi mata juga melihat, pelaku sempat kembali ke mobil untuk mengambil amunisi, lalu masuk lagi ke masjid untuk kembali melakukan penembakan.
Kepolisian Christchurch mengatakan, pihaknya tengah berupaya dengan segala cara, untuk menghapus semua video yang terlanjur beredar di media sosial itu.
9. Satu pelaku wanita
Polisi belum merilis siapa pelaku penyerangan barbar itu.
Tapi, dilansir New Zealand Herald, juru bicara Kepolisian Christchurch, Mike Bush, mengatakan, pihaknya telah menangkap empat orang terkait serangan ini.
Mereka dikabarkan terdiri dari 3 pria dan satu wanita.
Di Twitter, beredar video seorang netizen yang merekam peristiwa polisi menangkap pelaku.
Polisi harus menabrakkan mobil patroli ke mobil pelaku, demi menghentikan pelaku.
Dalam video juga terlihat polisi mengamankan pelaku dengan memaksanya tiarap di jalanan.
10. Pelaku Pakai Seragam
Seorang saksi mata yang tinggal di sekitar lokasi penembakan, Robert Weatherhead, kepada NZ Herald mengaku melihat pelaku.
Menurut Robert, pelaku merupakan orang kulit putih berambut blonde (pirang).
Dia menaksir pelaku berusia 30 hingga 40 tahun.
Pelaku memakai seragam, tapi Weatherhead sulit menjelaskan rupa seragam tersebut.
Weatherhead juga mengatakan, pelaku menempelkan banyak magazin (kotak amunisi) ke kakinya.
11. Organisasi Sayap Kanan
Sebuah laporan menyebut pelaku berasal dari kelompok radikal sayap kanan Selandia baru.
Salah satu pelaku disebut merupakan warga Australia.
Kelompok sayap kanan ini mengusung propaganda anti-Islam dan anti-imigran.
Polisi menyebut, serangan ini sepertinya direncanakan dengan matang.
"Jelas bahwa ini adalah sebuah serangan terorisme,"
"Dari apa yang kami tahu, serangan ini disiapkan secara terencana,"
"Polisi menemukan dua alat peledak yang dipasang di kendaraan pelaku, dan polisi sudah menjinakkannya," ujar Perdana Meneri Selandia Baru, Jacinda Ardern. (*)